Husnudzon Kepada Perintah Alloh

Husnudzon Kepada Perintah Alloh

Nabi NUH belum tahu banjir akan datang ketika ia membuat kapal besar & ditertawai kaumnya.

Nabi IBRAHIM belum tahu akan tersedia domba ketika pisau nyaris memenggal buah hatinya.

Nabi MUSA belum tahu laut akan terbelah saat dia diperintah
memukulkan tongkatnya.

Nabi MUHAMMAD SAW pun belum Tahu kalau Madinah adalah Kota Tersebarnya Ajaran yang dibawanya saat beliau diperintahkan berhijrah.

Yang Mereka Tahu adalah bahwa Mereka harus Patuh pada perintah ALLAH dan tanpa berhenti Berharap yang Terbaik.

Ternyata dibalik keTIDAKTAHUan kita, ALLAH telah menyiapkan SURPRISE saat kita menunaikan perintahNYA.

BIASANYA Tangan-tangan ALLAH Bekerja di detik detik Terakhir dalam Usaha Hamba-Nya.

So, Never Give Up, Make Better For the Best.

Kalaupun Hasil Yang kita Usahakan Jauh dari Harapan bahkan Menyakitkan, Jangan kita berkecil hati.

Karena Sering ALLAH mencintai kita dengan cara-cara yang kita benci.

Tetap HUSNUDZON kepada ALLAH apapun yang terjadi.

ALLAH berfirman: "Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 216).

Tidak ada yang tidak mungkin bagi ALLAH.

Nothing Imposible If U Believe Alloh
Apa yang Kau Cari Dalam Hidupmu?

Apa yang Kau Cari Dalam Hidupmu?

Di musim Kemarau merindukan musim Hujan.
Di musim Hujan merindukan musim Kemarau.

Diam di rumah merindukan bepergian.
Setelah bepergian merindukan rumah.

Waktu tenang mencari keramaian.
Waktu ramai mencari ketenangan.

Setelah berkeluarga, belum memiliki anak mengeluh.
Setelah memiliki anak, mengeluh biaya hidup & pendidikan.

Kita tak pernah bahagia, sebab segala sesuatu tampak indah hanya sebelum dimiliki.

Namun setelah dimiliki, tak lagi menarik.

Kapankah kebahagiaan akan didapatkan kalau kita hanya selalu memikirkan apa yg belum ada, namun mengabaikan apa yg sudah dimiliki?

Ya اللّه, jadilah pribadi kita yg selalu bersyukur!

Bersyukurlah senantiasa dg berkah yg sudah kita miliki.

Bagaimana mungkin selembar daun yg kecil dapat menutupi Bumi yg luas ini?

Jangankan Bumi, menutupi telapak tangan saja sulit.

Namun, bila daun kecil ini menempel di mata kita, maka tertutuplah bumi ini!

Begitu juga bila hati ditutupi pikiran buruk sekecil apapun, maka kita akan melihat keburukan di mana².

Bumi ini pun akan tampak buruk.

Jangan menutup mata kita, walaupun hanya dg daun yg kecil.

Jangan menutupi hati kita, walaupun hanya dg sebuah pikiran buruk/negatif!

Bila hati kita tertutup, tertutuplah semua..

Syukuri apa yg sudah kita miliki, sebagai modal untuk memuliakan اللّه.

Karena hidup adalah "waktu yg dipinjamkan" dan harta adalah "anugerah yg dipercayakan".

Bersyukurlah atas nafas yg masih kita miliki.

Bersyukurlah atas keluarga & rumah tangga yg kita miliki..

Bersyukurlah atas pekerjaan yg kita miliki..

"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya اللّه akan menambahkan nikmat kepadamu. Tetapi jika kamu mengingkari nikmat اللّه, maka pasti adzab اللّه amatlah pedih" [QS Ibrahim:7].
Para Tokoh yang Menjunjung TInggi Integritas

Para Tokoh yang Menjunjung TInggi Integritas

Ketika saya melakukan blogwalking ke blog seseorang, saya menemukan sebuah link dengan foto salah satu tokoh indonesia. Foto itu adalah foto Agus Salim. Ketika saya susuri link tersebut masuk kepada salah satu situs berita di Indonesia yaitu detik.
Salah satu cuplikannya adalah :

The Grand Old Man, begitu julukan bagi diplomat Indonesia Agus Salim. Mantan menteri luar negeri di era kemerdekaan ini dikenal sebagai sosok jenius, dia menguasai hingga 9 bahasa. Tapi di balik itu, kisah hidupnya penuh dengan kesederhanaan.
Agus Salim, walau merupakan sosok pejabat, hidup dalam kejujuran. Dia dan keluarganya kerap pindah-pindah rumah karena habis sewanya. Bahkan pernah, mereka tinggal di rumah yang WC-nya rusak, istrinya pun sampai muntah-muntah tak tahan. Kondisi demikian tetap membuat Agus Salim bertahan, dia bahkan tidak meminta tambahan fasilitas dan gaji kepada negara.
Keluarga Agus Salim juga hidup sederhana. Anak-anaknya memakai pakaian yang seadanya. Agus Salim tetap hidup dalam kesederhanaan hingga akhir hidupnya. Sebuah kalimat dari diplomat Belanda Prof. Schermerhon mungkin menggambarkan sosok Agus Salim.
"Orang tua yang sangat pandai ini adalah seorang yang jenius. Ia mampu bicara dan menulis secara sempurna sedikitnya dalam 9 bahasa. Kelemahannya hanya satu: ia hidup melarat".

Kategori

Kategori